Rabu, 20 Februari 2013

Atletik Nomor Loncat Tinggi



MODUL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Apriadi Manan F, S.Pd.




ATLETIK 
NOMOR LONCAT TINGGI

Loncat tinggi merupakan salah satu nomor perlombaan cabang olahraga atletik, tujuan dari perlombaan nomor loncat tinggi yaitu untuk menghasilkan loncatan setinggi-tingginya, Peserta yang mampu melakukan loncatan paling tinggi merupakan pemenang/juara pada perlombaan ini.
Peraturan sederhana dari perlombaan nomor loncat tinggi yaitu atlet meloncat melewati mistar yang terbuat dari kayu atau besi atau bahan lainnya yang disimpan pada dua buah tiang dengan ketinggian yang dapat diatur. Pada saat atlet melewati mistar, apabila atlet menyentuh mistar dan menjatuhkannya maka loncatannya dinyatakan diskualifikasi. Setiap atlet diberi kesempata 3 kali lincatan pada setiap ketinggian.
Untuk menghasilkan loncatan yang tinggi ditentukan oleh kemampun fisik atlet dan teknik dalam melakukan loncatan, oleh karena itu untuk meraih hasil loncatan maksimal perlu melakukan latihan yang intensif. Dalam latihan untuk persiapan perlombaan selain latihan kondisi fisik perlu juga memperhatikan teknik loncatan.
Walaupun teknik loncatan tidak diatur dalam peraturan perlombaan, namun untuk menghasilkan loncatan yang maksimal perlu memperhatikan teknik yang efektif melalui empat fase, yaitu:
-      Fase lari awalan
-      Fase takeoff
-      Fase melayang di atas mistar
-      Fase mendarat/landing
saat ini teknik loncatan yang sering digunakan oleh atlet-atlet professional yaitu gaya straddle dan gaya flop. Kedua gaya tersebut memiliki perbedaan pada setiap fasenya.
A.      Teknik Loncat Tinggi Gaya Straddle
Teknik loncat tinggi gaya straddle disebut juga gaya anjing kencing karena gerakan teknik ini mirip seperti posisi anjing sedang kencing.
1.       Fase Lari Awalan
Lari awalan dimulai dengan sudut 350 sampai 400 dari mistar, dengan 7-9 langkah dengan kecepatan lari semakin meningkat dan terkontrol. Beberapa langkah terakhir sebelum takeoff panjangkan langkah sambil menekuk kedua kaki, gerakan ini mengakibatkan rendahnya titik pusat gravitasi. Tekuklah tungkai pada dua langkah terakhir sambil melakukan langkah maju dengan tungkai tolak secara maksimal sampai kaki tolak hamper menginjak tanah. 
2.       Fase Takeoff
Tungkai tolak mendarat dengan tumit menekan terlebih dahulu dengan baik, diteruskan dengan memajukan pinggul kedepan sehingga menghasilkan posisi badan miring kebelakang dengan kedua lengan ditekuk kebelakang badan dengan baik. Dari posisi ini gerakan pengangkatan dilakukan, titik pusat gravitasi bergerak bersamaan dengan bergeraknya kaki bebas/ayun (yang sedikit ditekuk) kedepan tungkai tolak, kemudian sambil meluruskan lutut ayunkan/tendangkan tungkai ini dengan sebuah hentakan yang keras kearah atas. Saat titik pusat gravitasi melewati garis tegak lurus tungkai pendukung, tungkai tolak diluruskan vertical, kedua lengan turut bergerak kedepan atas dan ditahan setinggi bahu kemudian bawalah badan kearah atas.
3.       Fase Melayang
Pada saat kaki ayun berada di atas mistar, tekuklah sedikit, dan mulailah dengan gerak menutup dibantu dengan gerakan lengan bersamaan dengan menunudukan kepala dan bahu. Bersamaan dengan itu putarlah pinggul dan tungkai tolak dibuka di belakang dan diangkat ke atas.
4.       Fase Mendarat/Landing



Setelah melewati mistar, gerakan berikutnya tidaklah penting. Namun untuk keselamatan dan menghindari cedera sebaiknya pendaratan dilakukan dengan sisi yang benar dari badan yaitu berguling melalui arah bahu.
 

Gambar Loncat Tinggi Gaya Straddle
B.      Teknik Loncat Tinggi Gaya Flop
Teknik loncat tinggi gaya flop disebut juga gaya guling punggung merupkan gaya dalam  loncat tinggi yang paling mutakhir. Teknik ini diperkenalkan oleh Dick Fosbury dan mulai popular di era 1970-an.
1.       Fase Lari Awalan
Langkah yang diperlukan untuk lari awalan 7-9 atau 9 langkah cepat, pada umumnya melalui sebuah garis yang melengkung di dua atau tiga langkah terakhir. Langkah kaki lebih pendek dari pada gaya straddle (terutama pada menjelang langkah terakhir) dan jejakan terlebih dahulu tumit pada pertama kali menolak. Kaki diarahkan dalam sebuah garis parallel dengan mistar, kedua lengan dipersiapkan untuk melakukan gerakan kombinasi dan badan sedikit condong ke belakang dari kaki tolak.
2.       Fase Takeoff
Pada fase takeoff berlangsung sangat cepat. Tungkai tolak sedikit lebih ditekuk dibandingkan dengan gaya straddle dan tungkai ayun datang dalam keadaan ditekuk. Kaki tolak diinjakan dalam posisi parallel dengan mistar dan tungkai ayun dalam penangkatannya diputar kearah dalam, kedua gerakan ini dibentuk oleh gerakan menikung dari awalan lari. Perputaran badan kebelakang dalam usaha melampaui mistar dihasilkan oleh gerakan tungkai ayun yang ditarik kearah dalam dan menyilang di depan badan, disamping itu dihasilkan pula oleh gerakan tungkai tolak yang berputar melebihi garis parallel dari pada mistar. Kedua lengan diangkat kearah atas tetapi ditahan (berhenti) lebih awal dibandingkan gerakan tangan dalam gaya straddle dan kedua bahupun turut serta dalam gerakan pengangkatan
3.       Fase Melayang
Setelah takeoff badan harus sudah berputar penuh membelakangi mistar dan kedua tungkai yang tergantung sedikit ditarik, dan jarak antara tungkai yang satu dengan lainnya agak terpisah. Kedua lengan ada di samping badan, pengangkatan pinggul akan menghasilkan posisi melengkung dari pada badan. Di atas mistar badan bergerak seolah-olah melingkari poros, togok diturunkan dan sekarang tungkai diangkat dengan baik. Pertama-tama kedua lutut ditarik dan kemudian kedua tungkai segera diluruskan ea rah atas.  
4.       Fase Mendarat/Landing



Seperti halnya gaya straddle pada fase mendarat/landing tidaklah terlalu penting, namun untuk menghindari cedera posisi landing pada gaya flop dilakukan dengan punggung dilanjutkan dengan gerakan tungkai kearah belakang.
Gambar Loncat Tinggi Gaya Flop
Referensi:
Yudy Hendrayana, (1995), Jalan, Lari, Lompat dan Lempar Untuk Perguruan Tinggi, Japan.
Winendra Adi, dkk. (2008), Atletik Lari-Lompat-Lempar, Yogyakarta, Pustaka Insan Madani.
Mark Guthrie, (2003), Coaching Track & Field Successfully, Yogyakarta, Pustaka Insan Mandiri.
Catatan Perkuliahan di FPOK UPI.

1 komentar:

  1. SEGA Genesis / Megadrive - Slot Machines - Sega-16
    The most popular games in this genre are arcade style video slots. SEGA Genesis / Megadrive. It's a game with all 메리트 카지노 주소 of งานออนไลน์ the most popular SEGA 샌즈카지노

    BalasHapus